12 Maret 2009

BAWANG MERAH UNTUK DIEBETES

DIABETES mellitus (DM) yang biasanya disebut banyak orang “kencing manis”, merupakan sejumlah gangguan yang memiliki ciri khusus utama tingginya kadar gula dalam darah. Diabetes berarti “mengalir terus” karena penderitanya selalu minum dan dalam jumlah banyak, kemudian mengalir terus berupa urin alias kencing. Sementara mellitus berarti “manis”, sebab urin penderitanya mengandung glukosa alias gula darah yang berasa manis.

PADA dasarnya, DM disebabkan oleh hormon insulin penderita yang tak mencukupi atau tidak efektif sehingga tak dapat bekerja normal. Padahal, pada orang normal, insulin mempunyai peran utama mengatur kadar gula dalam darah; sekitar 60-120 mg/dl dalam keadaan puasa, dan di bawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah makan.

Ada dua kategori DM yang paling umum, yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1, DM yang diidap oleh 5-10 persen penderita, biasanya terjadi pada anak-anak atau orang dewasa muda. Sementara diabetes tipe 2, DM yang diidap oleh 90-95 persen dari semua penderita diabetes, meningkat dalam jumlah, khususnya pada populasi minoritas.

Berdasarkan catatan WHO tahun 1998, jumlah penderita diabetes di Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbanyak di dunia setelah India, Cina, Rusia, Jepang, dan Brazil. Jumlah penderita diabetes di Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi 12 juta jiwa dalam tahun 2025. Peningkatan 250 persen dari 5 juta penderita pada tahun 1995 itu terjadi akibat meningkatnya populasi penduduk lansia dan perubahan pola hidup, mulai dari jenis makanan yang dikonsumsi sampai berkurangnya aktivitas fisik.

Selama berabad-abad, lebih dari 400 tanaman berhasil dikenali sebagai “obat” diabetes. Di Eropa, Asia, dan Timur Tengah, bawang merah mentah sudah lama dijadikan makanan pilihan favorit untuk mengendalikan gula darah. Di Puerto Rico, Kuba, dan Santo Domingo, paria telah digunakan secara luas sebagai “obat” tradisional untuk diabetes.

Studi mutakhir membuktikan bahwa konsumsi makanan tinggi serat, khususnya serat larut, dapat memperbaiki kontrol terhadap gula dalam darah penderita diabetes tipe 2. Studi tersebut dilakukan oleh dr Manisha Chandalia dan kolega-koleganya dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam dan Pusat Gizi Manusia, University of Texas Southwestern Medical Center, Dallas, Amerika Serikat.

Bawang merah sudah lama menduduki tempat terhormat dalam ilmu kedokteran sebagai “obat” diabetes. Penelitian-penelitian modern memperlihatkan, bawang merah memiliki “kekuatan” menurunkan gula darah, dan dayanya dimiliki pada kadar yang ditemukan dalam makanan.

Para peneliti India yang melakukan pemberian bawang merah, baik berupa jus maupun bawang merah “bulat” alias masih utuh, sebesar 25-200 gram pada subjek yang ditelitinya, mendapatkan bahwa makin banyak bawang merah yang diberikan, makin besar gula darah yang berkurang. Tak ada perbedaan antara bawang merah mentah dan bawang merah yang telah direbus.

Menurut teori tim peneliti, bawang merah mempengaruhi metabolisme gula dalam hati, atau metabolisme pelepasan insulin, dan/atau mencegah perusakan insulin. “Agen” yang mungkin mempunyai kemampuan hipoglikemia, menurunkan kadar gula darah, aktif itu adalah allyl propyl disulfide dan allicin. Bukti eksperimen dan klinis menunjukkan bahwa allyl propyl disulfide menurunkan gula darah dengan cara meningkatkan “masa hidup” (lifespan) insulin.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam Penulis,
Mbojo09


Tidak ada komentar:

Posting Komentar